Sayyidina Umar bin Khattab R.A berkata :
“Hatiku telah melihat Tuhanku karena hijab
(tirai) telah terangkat oleh Taqwa. Barang siapa yang telah terangkat hijab
(tirai) antara dirinya dan Allah, maka menjadi jelaslah di dalam hatinya akan
gambaran kerajaan Bumi dan kerajaan Langit“
Allah berfirman di dalam QS. Al Hadiid (57):
12
bahwa
orang-orang beriman ketika dibangkitkan di akhirat nanti akan mengeluarkan cahaya di wajah dan di sebelah kanannya, yaitu
pada hari ketika kamu melihat orang mu’min laki-laki atau perempuan, sedang
cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan pada
mereka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan
yang banyak.
Bagaimana hal ini
bisa dijelaskan? Seperti telah saya sampaikan sebelumnya, bahwa tubuh manusia mengandung miliaran bio elektron,
yang tersusun dalam sebuah sistem energial yang memiliki simpul utama jantung
atau hati.
Dalam sebuah jaringan
PLN, pusatnya adalah sebuah mesin pembangkit listrik. Dari mesin pembangkit
ini, listrik disebarkan kepada gardu-gardu induk, dilanjutkan ke gardu yang lebih
kecil, dan akhirnya menuju rumah kita. Di rumah kita jaringan listrik itu masih
kita pecah untuk berbagai keperluan seperti lampu, AC, pompa air, mesin cuci
dan lain sebagainya.
Jaringan tubuh kita
juga memiliki sistem jaringan energi yang hampir sama. Dari simpul utama di
jantung, jaringan itu menuju ke organ-organ tubuh lainnya, seperti otak,
ginjal, paru, dan sebagainya. Di dalam organ tersebut jaringan terpecah menuju
sel-sel. Di dalam sel-sel, jaringan listrik itu dipecah lagi menuju molekul-molekul
berjumlah jutaan molekul. Dan akhirnya seluruh jaringan itu berujung pada
elektron-elektron yang berjumlah miliaran.
Hanya saja, sistem
ini memiliki perbedaan dengan sistem dalam jaringan PLN. Pada jaringan listrik
PLN, pusatnya adalah Mesin Pembangkit Listrik. Disanalah listrik itu
dihasilkan, kemudian didistribusikan. Tetapi dalam jaringan energi tubuh
manusia, justru sebaliknya. Penghasil listrik
yang sesungguhnya ada pada Unit Terkecil yaitu bio-elektron. Dari miliaran
elektron itulah muncul sistem kelistrikan yang menjurus ke molekul-molekul,
lantas mengisi sistem sel, mengaliri sistem organ, dan akhirnya membentuk
sistem energi di seluruh tubuh manusia. Jantung atau hati menjadi simpul utama,
semacam pusat kendalinya.
Dengan sistem energi yang demikian terstruktur itu, maka
tubuh manusia memang harus dilihat dalam pandangan yang komprehensif. Setiap
terjadi perubahan pada salah satu strukturnya, maka perubahan itu akan
mengimbas ke seluruh sistem energialnya. Gangguan pada organ seperti ginjal, paru,
atau apalagi jantung, akan menyebabkan keseimbangan energinya juga terganggu.
Tentu saja, yang
paling vital adalah jantung, sebagai salah satu simpul energi yang paling
dominan. Salah satu fakta yang menarik adalah lewat jantung ini kita bisa mengukur denyutan listrik yang terkait
dengan Gerak Hati atau Jiwa kita. Pengukuran lewat ECG (Electric Cardio
Graph) akan memberikan informasi kepada kita apakah seseorang sedang marah,
sedih atau sedang tenang. Jantung adalah cermin dari sikap hati kita.
Jadi, kembali dari
persoalan semula, bahwa seluruh sistem energi tubuh kita itu bisa kita
pengaruhi dari sisi mana saja. Bisa kita stimulasi lewat organ, lewat sel,
maupun lewat bio-elektron. Dan yang paling mendasar adalah bahwa sistem itu
memiliki frekuensi tertentu.
Jika seseorang sedang marah, maka seluruh sistem energi
dalam tubuh kita itu akan bergetar dengan frekuensi kemarahan tersebut. Yang mula-mula
terserang adalah jantung hati kita. Jantung akan berdetak-detak dengan
frekuensi yang kasar. Getaran jantung itu lantas akan menyebar ke seluruh organ
tubuh, menjalar kejutaan sel dalam tubuh kita, dan akhirnya menggetarkan
miliaran bio-elektron di dalam tubuh kita. Karena itu, ketika seseorang marah,
maka bukan hanya jantungnya yang berdenyut tidak beraturan, melainkan juga
seluruh tubuhnya gemetaran.
Demikian pula sebaliknya, orang yang dalam kondisi
kejiwaan yang stabil. Orang yang sedang tenang hatinya, maka denyut jantungnya
juga akan tenang, stabil dan lembut. Getaran itu juga akan mengimbas ke seluruh
tubuhnya lewat organ, sel-sel dan bio-elektronnya. Karena itu Allah mengatakan
di dalam Al Quran,
“yaitu orang-orang
yang beriman dan tenang hatinya ketika mengingat Allah, ketahuilah
sesungguhnya dengan mengingat Allah itu hatimu akan menjadi tenang.”
QS. Ar Ra’duu (13) :
28
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu)
Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar
karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di
waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia
menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah,
maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya.
QS. Az Zumar (39) :
23
Betapa jelasnya Allah
mengatakan dalam ayat-ayat di atas, bahwa
Hati manusia yang tentram itu akan mengimbas sampai ke kulitnya. Kulitnya akan
ikut ‘tenang’ dan lembut. Hal ini bisa kita lihat dalam kehidupan kita
sehari-hari. Orang-orang yang rileks dan tentram, tenang (jauh dari stres),
kulitnya akan terasa lembut dan cerah di wajahnya. Lebih awet muda.
Sebaliknya, orang
yang stres, tegang dan marah, maka kulitnya akan ikut tegang. Juga roman
wajahnya. Maka relaksasi biasanya dilakukan dengan cara pemijatan untuk
mengendurkan otot-otot dan kulit yang tegang. Kulit yang tegang juga bisa
menjadi indikasi terjadinya ketidakseimbangan energi dalam tubuh seseorang.
Pemijatan yang benar akan bisa mengembalikan ketidakseimbangan itu.
Yang lebih menarik, Allah mengatakan bahwa ketentraman itu bisa diperoleh lewat zikir-zikir
kepada Allah. Dengan kata lain,
keseimbangan energi dalam tubuh dan kelembutan serta kesehatan kulit kita, bisa
kita dapatkan lewat zikir kepada Allah. Kenapa dzikir bisa
menghantarkan kita pada ketenangan dan kesehatan?
Allah menceritakan
dalam beberapa ayat bahwa berdzikir dan membaca Quran itu sama dengan melakukan
stimulasi berupa resonansi getaran-getaran elektromagnetik kepada sistem energi
tubuh kita.
Firman Allah di atas
mengatakan kepada kita bahwa jika ayat-ayat Al Quran ini dibaca
berulang-ulang akan bisa menyebabkan munculnya gelombang elektromagnetik yang
menggetarkan kulit kita, dan menenangkan hati. Asalkan waktu membaca
itu kita dalam keadaan khusyuk dan penuh ketakwaan.
Kenapa demikian?
Karena sesungguhnyalah ayat-ayat Al
Quran itu mengandung energi yang dahsyat bagi mereka yang mengimaninya. Memang kuncinya adalah Keimanan alias
Keyakinan. Dengan keyakinan itu, energi yang tersimpan di dalam Al Quran
akan bisa dikeluarkan dan mengimbas ke segala benda yang ada di sekitar kita.
Sebaliknya orang yang tidak yakin, tidak akan bisa mengeluarkan energi itu.
Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan
bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya
orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala itu adalah kepunyaan
Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya
Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada
manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana
disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat
kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak
menyalahi janji.
QS. Ar Ra’duu (13) :
(31)
Sungguh dahsyat
gambaran Allah di dalam ayat tersebut. Energi
itu bukan hanya bisa berpengaruh pada diri kita, tetapi gunung, bumi dan
manusia yang sudah meninggal pun bisa distimulasi oleh energi Al Quran itu.
Sungguh ini kekuatan yang luar biasa dahsyatnya.
Tetapi sekali lagi,
energi itu hanya bisa dikeluarkan oleh orang-orang yang sudah sangat dekat
dengan Allah. Seperti yang dilakukan oleh Musa ketika membelah Laut Merah
dengan tongkat mukjizatnya. Atau dilakukan oleh Ibrahim ketika mendinginkan api
yang membakar dirinya. Atau dilakukan nabi Muhammad saat memancarkan air dari
sela-sela jari tangannya.
Namun demikian, dalam
skala yang jauh lebih kecil kita bisa memohon energi itu untuk kemaslahatan
kita. Di antaranya adalah untuk menentramkan hati dan pengobatan misalnya.
Allah memberikan jaminan secara universal kepada setiap manusia yang mau
berdzikir kepada Allah dan membaca Al Quran berulang-ulang, maka tubuh dan
hatinya akan berimbas oleh gelombang elektromagnetik yang bersifat positif.
“Wahai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu bukti
kebenaran dari Tuhanmu, dan telah Kami
turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang.”
QS. An Nisaa (4) :
174
“Dialah yang menurunkan kepada hamba-hambaNya ayat-ayat
yang terang supaya Dia mengeluarkan kamu
dari kegelapan menuju pada cahaya.”
QS. Al Hadiid (57) :
9
Dalam ayat-ayat di
atas, Allah mengatakan bahwa ayat-ayat quran itu sebenarnya adalah cahaya.
Karena cahaya memiliki frekuensi, maka cahaya ini bisa memberikan resonansi
kepada hati kita. Artinya, jika kita membaca Quran berulang-ulang maka
frekuensinya akan mengimbas kepada hati kita. Apa akibatnya? Hati kita akan
ikut bergetar dengan frekuensi cahaya yang dihasilkan oleh ayat-ayat Quran itu.
Telah kita bahas di
depan bahwa Hati kita yang kasar memiliki frekuensi rendah, sedangkan Hati
yang baik dan lembut memiliki frekuensi yang sangat tinggi. Kita tahu
bahwa frekuensi cahaya adalah frekuensi tinggi, yang menghasilkan getaran di
sekitar frekuensi 10 pangkat 14 hertz. Getaran ini sangatlah tinggi dan lembut.
Frekuensi 10 pangkat 14 Hz adalah frekuensi cahaya tampak. Sedangkan frekuensi
di bawah dan di atasnya menghasilkan cahaya-cahaya yang tidak kasat mata,
seperti Sinar X, Infra Merah, Sinar Alfa, Beta, Gama, dan Ultra violet.
Jadi kalau hati kita terimbas oleh cahaya Quran, maka
hati kita sedang terimbas oleh frekuensi yang sangat tinggi dan lembut. Karena itu, kenapa
orang yang banyak membaca ayat-ayat Quran hatinya akan ikut menjadi lembut, ini
karena proses resonansi itu.
Dan jika proses resonansi
tersebut sering dilakukan, maka hati yang lembut itu akan meresonansi seluruh
bio-elektron yang ada di seluruh tubuhnya. Kulitnya akan ikut lembut. Dan
keluarlah aura dari wajah dan badan orang tersebut. Ini juga bisa menjelaskan,
kenapa seorang ahli ibadah biasanya memiliki roman wajah yang menyejukkan. Aura
yang bercahaya.
Selain membaca ayat-ayat Quran, berzikir dan menyebut
Nama Allah juga akan menghasilkan Cahaya di hati dan seluruh tubuh kita. Dengan demikian menyebut nama Allah sama
saja dengan memancarkan cahaya dari mulut kita, yang kemudian meresonansi hati
dan miliaran bio-elektron di tubuh kita. Allah berfirman di dalam Al Quran,
“Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita
besar. Pelita itu di dalam kaca, dan kaca itu seakan-akan bintang (yang
bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak yang banyak
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak sebelah timur, dan tidak pula
di sebelah barat, yang minyaknya hampir-hampir menerangi, walaupun tidak
disentuh api. Cahaya di atas cahaya,
Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,
dan Allah mengetahui segala sesuatu.”
QS. An Nuur (24) :
35.
Ayat di atas
menggambarkan bahwa Allah sendiri memancarkan cahaya dari seluruh
eksistensiNya. Menyebut nama Allah
akan menghasilkan Resonansi Cahaya. Karena itu perbanyaklah berzikir menyebut
nama Allah, karena bisa melembutkan hati kita sesuai dengan energi yang
tersimpan di dalam setiap Namanya (Asmaul Husnah).
Dan secara umum,
Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang menjalankan agama Islam dengan baik,
akan memperoleh cahaya dari berbagai aktifitas kegiatan Ibadah. Hal ini
disampaikan Allah seperti dibawah ini.
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allah
hatinya untuk agama Islam lalu ia
mendapatkan cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang-orang yang membatu
hatinya)?”
QS. Az Zumar (39) :
22
Karena itu, kita
lantas bisa memahami ayat terdahulu yang mengatakan bahwa orang-orang yang
beriman baik laki-laki maupun perempuan akan dibangkitkan oleh Allah di akhirat
nanti dalam keadaan yang bercahaya. Itu disebabkan oleh kegiatan Ibadah sepanjang hidupnya yang telah
menghasilkan Aura Positif di sekujur tubuh dan hatinya. Aura Putih Bersih dan
BerCahaya….
Bukanlah menghadapkan
wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan. Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman
kepada Allah, Hari Kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, menegakkan Shalat, dan
menunaikan Zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang
yang bertaqwa.
QS. Al Baqarah (2) :
177
Tidak ada komentar:
Posting Komentar